Pelita kehidupan sangat dibutuhkan siapapun yang membutuhkan hidup yang berkualitas, terarah dan mempunyai tujuan yang jelas, bukan sekedar pelita secara harfiah melainkan pelita jiwa yang lebih bermakna sehingga kehidupannya dapat lebih dirasa manfaatnya tidak hanya bagi diri sendiri tapi juga bagi orang-orang yang dicintainya dan kalau bisa bagi masyarakat disekitarnya hingga menuju ridho Allah SWT.
Sabtu, 03 Desember 2011
Argenteuil: Hidup Memisahkan Diri - by Nh.Dini
Buku ini saya peroleh setelah cukup lama berputar-putar keliling toko buku selama berhari-hari, dimulai sejak saya vote hingga tanggal 1 Februari 2009 akhirnya berhasil saya temukan itupun hanya tinggal satu-satunya.
Sebelum Argenteuil, belum banyak buku karya Nh. Dini yang saya baca kecuali Hati Yang Damai, dan Keberangkatan. Membaca karya-karya beliau menimbulkan rasa kagum bagaimana suatu tulisan yang diangkat dari kejadian sehari-hari yang dijalaninya bisa mendapatkan begitu banyak penghargaan Seni dan Sastra. Suatu hal yang bisa membangkitkan motivasi bagi semua pembacanya.
Argenteuil karya beliau yang belum lama diterbitkan ini mengisahkan tentang perasaan dan sikap yang Nh. Dini ambil dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupannya. Dimulai dengan sikapnya untuk menerima hantaman penyakit yang dideritanya dengan lapang dada setelah berusaha menyembuhkan dengan segala upaya dan perhatian dari sang bunda sampai akhirnya mengambil keputusan untuk merubah total cara hidupnya, melepaskan diri dari segala tekanan dan berserah diri pada Yang Maha Kuasa.
Kisah ini menjelaskan bagaimana tanggung jawab seorang Nh. Dini terhadap keluarganya, kewajibannya untuk menyediakan masakan yang disukai anak-anak dan suaminya bahkan dengan tetap menyediakan menu Indonesia padahal beliau tinggal begitu jauh dari tanah airnya. Kita juga bisa belajar dari pengalamannya mengatasi kemelut rumah tangganya dengan tidak banyak mengumbar pertengkaran lebih-lebih didepan anak-anaknya. Seberat apapun derita yang diperolehnya dia sadar bahwa suami yang dimilikinya adalah pilihannya sendiri sehingga dia harus bertanggung jawab atas pilihannya sendiri tanpa harus mengorbankan masa depan anak-anaknya. Hal ini rasanya perlu kita pahami ditengah gencarnya media yang selalu mengumbar berita kekerasan rumah tangga dan perceraian.
Nh. Dini juga menunjukkan keterbukaan sikap antara ibu dan anak-anaknya dengan berdiskusi dan mendengarkan apa yang mereka inginkan. Saya cukup kaget terhadap pandangannya pada saat mendiskusikan seks dengan anak sulungnya. Tidak ada petuah dan nasehat untuk tidak melakukan hubungan sex sebelum menikah seperti yang biasanya dikatakan orangtua dengan anak-anaknya, melainkan lebih ke arah mempersiapkan mental mereka untuk menerima segala konsekuensi dan tanggung jawab terhadap pilihan yang akan diambil. Bagi saya sendiri sampai saat ini belum bisa berkata seperti apa yang Nh. Dini katakan kepada anaknya tersebut, kelak jika anak saya menanyakannya.
Satu hal lagi yang bisa kita ambil hikmahnya dalam kisah ini adalah agar kita bisa mempertahankan eksistensi kita dan kemandirian kita tanpa bergantung kepada orang lain dengan lebih mengembangkan segala bakat dan kemampuan yang kita miliki. Keputusannya menjadi dame de compani, ketekunannya mengembangkan bakatnya menulis terbukti bisa menghasilkan karya yang mengagumkan, sekaligus menunjukkan sikapnya yang bersahaja karena sebagai istri seorang pejabat tinggi negara dia tidak segan untuk hanya menjadi wanita pendamping lanjut usia. Hal yang tidak banyak kita lihat di negeri kita karena biasanya istri pejabat berlaku polah seperti halnya dialah pejabatnya dengan meminta perlakuan dan perhatian yang berlebih.
Satu hal yang mungkin kurang saya setujui dari sikap beliau adalah perasaan cintanya yang selalu dia simpan pada sang Kapten, kekasihnya. Bagi saya sikap tersebut tidak selayaknya ada pada saat kita mengambil keputusan menjadi seorang istri dari suami yang kita pilih sendiri. Barangkali untuk lebih memahami dan menilai seorang Nh. Dini, saya harus lebih banyak membaca karya-karya beliau.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Saya juga mencari buku ini bu tapi sulit sekali :(
BalasHapus