Senin, 05 Desember 2011


The Lovely Bones: Tulang-tulang yang CantikThe Lovely Bones: Tulang-tulang yang Cantik by Alice Sebold
My rating: 2 of 5 stars

Buku ini satu-satunya buku klub baca GRI yang paling cepat saya dapatkan, bahkan sebelum masa vote habis. Tapi ternyata buku yang paling lama saya baca dibandingkan dengan buku yang dipilih GRI bulan sebelumnya.


Sebenarnya sebagai buku yang disebut sebagai thriller, buku ini punya ide yang berbeda dibanding buku sejenis lainnya. Karena diceritakan oleh korban pembunuhan itu sendiri dan gaya berceritanya yang menurut saya tidak menegangkan seperti halnya kisah pembunuhan yang pernah saya baca.


Buku ini lebih menyoroti pada kehidupan yang ditinggalkan Susie, apa yang terjadi pada keluarganya, bagaimana shock dan depresi karena kehilangan seorang anak dapat mempengarui keutuhan rumah tangga orang tuanya. Tentang kehidupan Lindsey adiknya bahkan tentang kehidupan Ray, laki-laki yang pernah dekat dengan Susie. Satu-satunya yang paling ngotot untuk mencari tahu penyebab hilangnya Susie rasanya hanya Lindsey sampai dia berani memasuki rumah sang pembunuh dan nyaris tertangkap …kayaknya  cuma adegan ini deh yang cukup menegangkan.


Hal yang paling membuat penasaran dari sebuah kisah pembunuhan biasanya adalah mencari tahu siapa pembunuhnya tapi justru di buku ini kita dari awal sudah tahu siapa pembunuhnya jadi keasikan untuk turut menebak si pembunuh sudah tidak ada, tetapi ketika itu saya masih berharap mungkin saja cara-cara mencari si pembunuh dan terungkapnya si pembunuh atau akhir kisah si pembunuh bisa saja  dibuat asik, tapi ternyata harapan saya gak terwujud, apalagi akhirnya si pembunuh mati karena ......., yah itu sih  sudah jelas tangan Tuhan yang berbicara. Sementara kesannya polisi dan masyarakat tidak pernah mengetahui si pembunuh padahal yang dibunuh sudah banyak, bisa asik tuh sebenernya kalo dibuat sebagai thriller.


Mungkin, yah mungkin karena kisah ini dibuat oleh orang yang katanya pernah mengalami perkosaan maka lebih dilihat dari sisi dia sebagai korban.


Jadi kesannya seperti membaca dongeng saja, mungkin itu sebabnya saya menjadi kurang tertarik dan akhirnya buku ini dibaca begitu lama (12 hari) waktu yang lama bagi saya untuk sebuah buku yang tidak terlalu tebal.



View all my reviews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar