Selasa, 15 April 2014

ANALISIS TREND KECELAKAAN TRANSPORTASI LAUT DAN PENGARUH FAKTOR HUMAN ERROR PADA KECELAKAAN LAUT TAHUN 2003 – 2008

BAB  I
PENDAHULUAN

1.1. Latarbelakang
Transportasi merupakan urat nadi perekonomian masyarakat dan bangsa Indonesia.  Aktivitas perkembangan transportasi di Indonesia semakin meningkat merupakan dampak dari aktivitas perekonomian dan aktivitas sosial budaya masyarakat. Peningkatan aktivitas transportasi secara nasional dalam setiap moda transportasi membawa dampak meningkatnya insiden dan kecelakaan transportasi.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau tentunya sangat mengandalkan transportasi laut sebagai salah satu sarana angkutan antar pulau untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan perjalanan antar pulau. Penggunaan transportasi laut tidak terlepas dari adanya resiko kecelakaan yang dapat menimpa kapal maupun penumpang didalamnya. Tingginya kasus kecelakaan laut di Indonesia harus menjadi perhatian seluruh pihak, bukan hanya pemilik kapal, melainkan juga pemerintah, instansi terkait dan masyarakat.
Penyebab utama kecelakaan laut pada umumnya karena faktor kelebihan angkutan dari daya angkut yang telah ditetapkan, baik angkutan barang maupun angkutan orang. Bahkan tidak jarang pemakai jasa pelayaran memaksakan diri naik kapal meskipun kapal sudah penuh dengan tekad asal dapat tempat di atas kapal.
Dalam rangka pengintegrasian sarana dan prasarana transportasi yang memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan transportasi, perlu standarisasi atau peraturan sistem dan prosedur, serta sumber daya manusia yang profesional untuk mewujudkan pelayanan penyelenggaraan transportasi yang utuh dan berhasil guna serta berdaya guna. Maka untuk itu diperlukan suatu sistem tata pemerintahan yang baik dimana pemerintah mempunyai fungsi sebagai pembinaan terhadap pelayanan transportasi meliputi aspek pengaturan, aspek pengawasan dan aspek pengendalian.
Aspek pengaturan meliputi penetapan kebijakan umum dan kebijakan teknis antara lain penentuan standar, norma, pedoman, kriteria, perencanaan, prosedur termasuk persyaratan keamanan dan keselamatan.
Aspek pengawasan meliputi kegiatan pemantauan, penilaian, investigasi, rekomendasi dan tindakan korektif serta penegakan hukum terhadap penyelenggaraan transportasi agar sesuai standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur dan perencanaan yang telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
Aspek pengendalian meliputi arahan, bimbingan dan petunjuk, perijinan, sertifikasi dan pelatihan serta bantuan teknis di bidang pembangunan dan pengoperasian.
Untuk pengintegrasian penyelenggaraan transportasi yang memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan tersebut, maka perlu adanya suatu analisis trend kecelakaan transportasi yang bersifat strategis, dalam hal ini diperlukan analisis trend kecelakaan transportasi laut tahun 2003 – 2008, yang dapat membantu membuat acuan dasar dalam program-program penelitian keselamatan transportasi dalam Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut di atas, penyusun merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana prediksi kecelakaan laut pada tahun-tahun selanjutnya?
2.      Bagaimana pengaruh human error terhadap terjadinya kecelakaan laut?

1.3. Manfaat yang diperoleh
Dari rumusan masalah tersebut penyusun akan dapat memperoleh manfaat yaitu:
1.      Dapat mengetahui prediksi kecelakaan pada tahun-tahun selanjutnya misalnya pada lima tahun yang akan datang.
2.      Dapat mengetahui pengaruh human error sebagai salah satu faktor penyebab terhadap terjadinya kecelakaan laut.




BAB  II
KARAKTERISTIK KECELAKAAN TRANSPORTASI LAUT

2.1. Analisa Karakteristik Kecelakaan Transportasi Laut
Kapal  sebagai sarana angkutan laut antar pulau yang banyak diminati masyarakat memiliki resiko kecelakaan yang cukup tinggi. Setiap saat keselamatan jiwa manusia di laut bisa terancam, baik para awak kapal atau pelaut maupun penumpang. Dari fakta dan data  yang diperoleh ternyata kecelakaan laut telah memakan korban jiwa dan harta yang tidak sedikit, kecelakaan itu bisa terjadi dimana saja, kapan saja dan menimpa siapa saja.
Untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kecelakaan laut, para awak kapal dan penumpang harus mengetahui tentang cara-cara penyelamatan diri sewaktu kecelakaan di kapal (personal survival technique), pemadam kebakaran (fire fighting), pertolongan pertama pada kecelakaan (first aid) dan keselamatan diri dalam tanggung jawab sosial (personal safety and social responsibility).
Para awak kapal harus memiliki pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding), kecakapan (proficiency) serta keterampilan (skill) yang diperlukan untuk mengantisipasi resiko kecelakaan dan meminimalisir kesalahan manusia (human error) sebagai salah satu faktor kecelakaan laut yang terjadi.
Karakteristik kecelakaan pada umumnya adalah :
a.       Kecelakaan sebagai kejadian yang langka.
b.      Kecelakaan sebagai suatu peristiwa yang tidak tahu kapan akan terjadi
c.       Kecelakaan sebagai peristiwa-peristiwa multi faktor.


TIPIKAL KECELAKAAN
OBJEK
WHAT
Tipe kecelakaan dan indikator keselamatan :
a.       Tipe kecelakaan : tenggelam, terbakar, tubrukan, kandas.
b.      Tingkat kecelakaan
§  Kapal Motor
§  Kapal Layar Motor
§  Tug Boat
§  Tongkang
§  Kapal Tanker

a.       Faktor teknis :
·      Kurang cermat dalam mendesain kapal.
·      Penelantaran perawatan kapal sehingga mengakibatkan kerusakan kapal atau bagian-bagian kapal yang menyebabkan kapal mengalamai kecelakaan kapal, terbakarnya kapal.


b.      Faktor alam :
·      Cuaca buruk : badai, gelombang tinggi yang dipengaruhi oleh musim/badai, arus yang besar, kabut yang mengakibatkan jarak pandang yang terbatas.

§  Pemilik kapal
§  Marine Inspector
§  Awak kapal
§  Galangan kapal
§  Pemasok peralatan kapal


§  Alur pelayaran
§  Kolam pelabuhan
§  Informasi BMKG
WHO
Yang terlibat kecelakaan dan korban kecelakaan :
a.       Kapal yang terlibat kecelakaan.
b.      Manusia (laki-laki, perempuan, usia muda , dewasa, lanjut usia).

§  Nakhoda/ Juru mudi kapal
§  ABK
§  Penumpang
WHERE
Lokasi tempat kejadian kecelakaan :
a.       Lokasi kecelakaan

§  Alur pelayaran kapal
§  Kolam pelabuhan
§  Dermaga
WHEN
Waktu kejadian kecelakaan :
a.       Tanggal kejadian
b.      Jam kejadian

§  Kapal
§  Nakhoda
§  penumpang
HOW
Kronologis kejadian kecelakaan :
a.       Pergerakan kapal
b.      Kondisi kapal

§  Kapal
Tabel 2.1 Analisa Karakteristik Kecelakaan Transportasi Laut

2.2. Faktor penyebab kecelakaan
Kecelakaan yang terjadi di sungai, danau dan penyebrangan yang sampai ke Mahkamah Pelayaran pada tahun 2006 lebih disebabkan karena faktor kesalahan manusia (88%)  dan hanya sedikit kejadian kecelakan di perairan yang disebabkan oleh faktor alam. Menilik alasan tersebut di atas semestinya semua peristiwa kecelakaan bisa diminimalisir manakala ada usaha preventif dari semua pihak agar tidak tersandung pada batu yang sama.

Faktor-faktor penyebab yang secara langsung menyebabkan terjadinya kecelakaan  laut seperti yang digambarkan di gambar 2.1 sebagai berikut :
a.       Faktor Manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang paling besar meliputi :
·       Kecerobohan dalam menjalankan kapal.
·       Kekurangmampuan awak kapal dalam menguasai berbagai permasalahan yang mungkin timbul dalam operasional kapal.
·       Secara sadar memuat kapal secara berlebihan.
·       Kurangnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya keselamatan pelayaran sehingga masih sering memaksakan kehendak untuk menjadi penumpang tanpa memperdulikan keselamatan pelayaran.
b.      Faktor Teknis
Faktor teknis biasanya terkait dengan kekurangcermatan  dalam mendesain kapal. Penelantaran perawatan kapal sehingga mengakibatkan kerusakan kapal atau bagian-bagian kapal yang menyebabkan kapal mengalamai kecelakaan, terbakarnya kapal seperti yang dialami oleh Kapal Tampomas di perairan Masalembo.
c.       Faktor Alam
Faktor cuaca buruk merupakan permasalahan yang sering dianggap sebagai penyebab utama dalam kecelakaan laut. Permasalahan yang biasanya dialami adalah badai, gelombang yang tinggi yang dipengaruhi oleh musim / badai, arus yang besar, kabut yang mengakibatkan jarak pandang yang terbatas.
 
Gambar 2.1 Faktor penyebab terjadinya kecelakaan transportasi laut.

2.3. Peranan Pemerintah, masyarakat dan swasta untuk mengatasi kecelakaan transportasi laut.
Kecelakaan laut meningkat seiring dengan peningkatan jumlah kapal. Sebagaimana telah dipahami secara luas, kecelakaan laut dapat diakibatkan oleh faktor manusia, alam, dan teknis, serta interaksi dan kombinasi antara ketiga faktor tersebut. Dalam berlayar, manusia sebagai pengguna transportasi berinteraksi dengan kapal dan lingkungan di sekitarnya (termasuk kapal lain, alur pelayaran, pelabuhan, dan situasi kondisi setempat). Interaksi ini terkadang sangat kompleks dan terkait dengan berbagai aspek. Menyadari banyaknya aspek yang berkaitan dengan ketiga faktor tersebut, mengupayakan keselamatan pelayaran melalui pengurangan angka kecelakaan dan resiko kematian dan luka serius akibat kecelakaan dan barang yang diangkut sudah tentu tidak cukup diupayakan melalui pendekatan mono-sektoral, melainkan membutuhkan upaya-upaya pendekatan multisektoral.
Berkenaan dengan hal itu, dapat diindentifikasi adanya 14 aspek yang dapat diintervensi untuk mengurangi angka dan resiko kecelakaan seperti pada gambar 2.2. Secara operasional, sektor-sektor ini dikelompokkan ke dalam lima pendekatan yang dikenal sebagai Pendekatan 5-E, yaitu: pendekatan rekayasa (engineering), pendidikan (education), penegakan hukum (enforcement), penggalakan dan penggalangan (encouragement), serta kesiapan tanggap darurat (emergency preparedness).
Dari standard konvensi-konvensi Internasional yang mengatur tentang keselamatan kapal disimpulkan bahwa untuk mencapai sasaran keselamatan jiwa di laut diperlukan pembenahan 5 (lima) kelompok sub sistim / persyaratan utama yaitu :
1. Sumber daya manusia (persyaratan)
2. Kapal sebagai sarana (persyaratan dan perlengkapan)
3. Pengoperasian (manajemen pengoperasian kapal)
4. Faktor external kapal (prasarana)
5. Manajemen, yaitu suatu proses koordinasi terhadap keempat sub sistim yang lain.


Gambar 2.2  Prinsip Pendekatan 5 E



BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Data Statistik Kecelakaan Kapal Laut
Jumlah kecelakaan pelayaran di Indonesia cukup memprihatinkan, terutama selama periode 2003-2008, dengan terjadinya 691 kasus kecelakaan pada tahun 2003 tercatat 71 peristiwa kecelakaan, tahun 2004 sebanyak 79 kecelakaan, tahun 2005 sebanyak 125 kecelakaan, tahun 2006 sebanyak 119 kecelakaan, tahun 2007 sebanyak 159 kecelakaan dan pada tahun 2008 sebanyak 138 kasus kecelakaan. Rata-rata kecelakaan selama 6 tahun tersebut adalah 17%, rincian lebih jelas seperti tampak dalam tabel berikut :
 Tabel 3.1. Data Kecelakaan Transportasi Laut Tahun 2003 – 2008

3.2. Analisa Trend
                  Analisa trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup dan dilakukan pengamatan dalam periode waktu yang relatif panjang, sehingga hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perubahan tersebut.

3.2.1. Analisa  Regresi Trend Parabola
Untuk mengetahui besarnya kecelakaan 5 (lima) tahun kedepan atau tahun 2013 maka perlu digunakan metode analisa Regresi Trend Parabola yaitu garis regresi dimana variabel bebas X merupakan variabel waktu dengan persamaan  garis trend parabola sebagai berikut :
 


Berdasarkan data pada tabel 3.1, diperoleh grafik sebagaimana gambar di bawah ini :
Gambar 3.1 Grafik Kecelakaan Kapal Tahun 2003 - 2008
Pemecahan masalah di dalam regresi trend parabola menggunakan persamaan normal sebagai berikut :
 





Penyelesaian :
1.      Langkah pertama, mencari variabel X  terlebih dahulu. Variabel X diperoleh dari nilai yang berada di tengah variabel Y.
2.      Jika jumlah datanya genap maka variabel X dimulai dari titik 1, sedangkan jika datanya ganjil maka variabel X dimulai dari titik 0, dimana jumlah dari seluruh nilai variabel adalah 0.
3.      Berdasarkan langkah 1 dan 2 maka  diperoleh data seperti tabel 3.2.  berikut ini :
 Tabel 3.2. Perhitungan Analisa Regresi Parabola
 
  è  è

Persamaan 1 dan 3
   è
è  -

Nilai c dimasukkan ke persamaan 1 :
 
 
  
 

Jadi  persamaan trend parabola dari Y adalah :
atau

Prediksi jumlah kecelakaan laut  tahun 2013 dengan  nilai X = 8 adalah
Hasil analisa tersebut di atas digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Gambar 3.2 Grafik Analisa Regresi Parabola
Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan analisis regresi parabola  diperoleh informasi bahwa  prediksi jumlah kecelakan pada 5 tahun yang akan datang atau pada tahun 2013 adalah 82,4895  sehingga bila dibandingkan dengan angka kecelakaan periode 2003-2008 terjadi penurunan angka kecelakaan laut.  

3.2.2.      Analisa Korelasi

Analisa Korelasi digunakan untuk mengetahui derajat (seberapa kuat)  hubungan linier antara  dua variabel atau lebih. Ukuran derajat tersebut dinyatakan sebagai Koefisien Korelasi. Dengan mengetahui koefisien korelasi maka akan menunjukkan arah dan kuat hubungan antara dua variabel atau lebih tersebut.

3.2.3. Arah Hubungan Antar Variabel
·         Korelasi negatif menunjukan bahwa kedua variabel  (X dan Y) memiliki kecenderungan yang berlawanan (yaitu kenaikan nilai X, diikuti dengan penurunan nilai Y, demikian juga sebaliknya penurunan nilai X diikuti dengan kenaikan nilai Y), Nilai r = - 1 menunjukkan kedua variabel berkorelasi negatif secara sempurna. Sebaran data tepat membentuk garis lurus (hal yang dalam kenyatan jarang terjadi).
·         Korelasi nol (r=0) menunjukan bahwa kedua variabel tidak berkorelasi, yaitu kenaikan atau penurunan nilai variabel X, tidak mempengaruhi nilai peubah Y.
·         Korelasi positif menunjukan bahwa kedua variabel memiliki kecenderungan yang sama, yaitu kenaikan nilai X, diikuti dengan kenaikan nilai Y, demikian juga sebaliknya penurunan nilai X diikuti dengan penurunan nilai Y, Nilai r = 1 menunjukkan kedua peubah berkorelasi positif secara sempurna.

3.2.4  Kekuatan Hubungan Antar Variabel
Untuk memudahkan interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel kita dapat menggunakan pedoman berikut :





r = koefisien korelasi
Interpretasi
0
tidak ada korelasi antara dua variabel
0      –  0,20
sangat rendah / lemah sekali
0,21 –  0,40
rendah / lemah
0,41 –  0,70
cukup kuat
0,70 –  0,90
kuat
0,91 – 0,99
sangat kuat
1
korelasi sempurna
Tabel 3.3 Pedoman interpretasi koefisien korelasi

3.2.5. Rumus Koefisien Korelasi  dan Koefisien Penentu (KP)
 




atau
 




         
KP = r² x 100%

3.3. Data Statistik Kecelakaan Transportasi Laut Berdasarkan Faktor Penyebab
Faktor Human Error merupakan salah satu penyebab dalam kecelakaan transportasi laut seperti yang ditampilkan dalam Tabel 3.3,  untuk mengetahui  seberapa besar pengaruh faktor Human Error tersebut, maka metode yang tepat untuk mengukurnya  adalah metode analisa korelasi.


Tabel 3.4 Data faktor penyebab kecelakaan transportasi laut periode 2003 - 2008

3.4. Pembahasan Analisa Korelasi Faktor Penyebab Human error terhadap Jumlah Kecelakaan Transportasi Laut
Tabel 3.5. Data Kecelakaan Laut Tahun 2003 – 2008 berdasarkan faktor Human Error


Tabel 3.6 Perhitungan Analisa Korelasi

Penjelasan tabel tersebut adalah sebagai berikut :
1.        X adalah  variabel bebas yaitu faktor penyebab atau faktor yang mempengaruhi variabel lainnya.
2.        Y adalah variabel terikat (tak bebas) yaitu data yang dipengaruhi oleh faktor penyebab.
3.         adalah rata-rata nilai variabel X.
4.         adalah rata-rata nilai variabel Y.
5.        r adalah Koefisien Korelasi
6.        KP adalah angka yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

Besarnya koefisien korelasi :

 







Besar  kontribusi X terhadap Y dapat diketahui dengan cara mengkuadratkan koefisien korelasinya kemudian dikalikan 100% (KP = r² x 100%) seperti berikut :
 



Kesimpulan :
1.      Nilai Koefisien Korelasinya adalah 0,50399 dan bernilai positif, hal ini berarti hubungan faktor  Human Error dengan jumlah kecelakaan laut adalah cukup kuat yaitu sebesar 0,50399 dan memiliki arah positif yang berarti apabila faktor Human Error meningkat , maka akan meningkatkan jumlah kecelakaan dan  apabila faktor Human Error menurun, maka akan menurunkan jumlah kecelakaan laut.
2.        Besar Koefisien Penentu (KP) adalah 25,40 % al ini menunjukkan bahwa besarnya kontribusi faktor Human error terhadap naik-turunnya jumlah kecelakaan laut adalah 25,40 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab lainnya.


Berikut ini adalah grafik kecelakaan laut berdasarkan penyebab periode tahun 2003 – 2008.




Grafik 3.3. Grafik Kecelakaan Transportasi Laut berdasarkan faktor Penyebab.



BAB  IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap data statistik jumlah kecelakaan transportasi laut periode 2003 – 2008 diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.      Prediksi jumlah kecelakan pada tahun 2013 atau 5 tahun setelah tahun 2008 adalah 82,4895  sehingga bila dibandingkan dengan angka kecelakaan periode 2003-2008 terjadi penurunan angka kecelakaan laut. 
2.      Berdasarkan Koefisien Korelasi sebesar 0,50399 menunjukkan bahwa hubungan faktor  Human Error dengan jumlah kecelakaan laut ternyata cukup kuat yaitu sebesar 25,40% terhadap naik – turunnya jumlah kecelakaan laut dan memiliki arah positif,  yang berarti apabila faktor Human Error meningkat, maka akan meningkatkan jumlah kecelakaan dan  apabila faktor Human Error menurun, maka akan menurunkan jumlah kecelakaan laut.

4.2. Saran
Untuk meminimalisir kecelakaan di laut, terutama yang disebabkan oleh faktor human error yang menjadi topik pembahasan makalah ini maka diperlukan peran semua pihak baik pemerintah, masyarakat maupun swasta. Berikut beberapa saran yang dapat disampaikan sebagai upaya untuk mengantisipasi terjadi kecelakaan transportasi laut.
1.    Sebaiknya pemerintah memasang mesin X-ray Mobil dan timbangan. Sehingga setiap mobil truk dan kendaraan lainnya sebelum masuk ke perut kapal sudah diperiksa awal.
2.    Sistem navigasi kapal dan semua peralatan yang dipergunakan di kapal angkutan transportasi laut harus segera dilengkapi dan dilakukan perawatan secara berkala.
3.    Pengadaan sistem patroli perlu dilakukan, berkaitan dengan ketidaknyamanan jalur-jalur pelayaran saat ini, terutama untuk menjaga keamanan penumpang dan barang, penertiban terhadap kapal yang mengangkut penumpang dan barang yang  berlebih, serta kapal-kapal yang tidak memiliki fasilitas keamanan yang memadai.
4.    Perlu diadakannya gerakan sadar keselamatan pelayaran nasional serta menanamkan budaya keselamatan (safety culture) di lingkungan masyarakat Indonesia khususnya di bidang maritim.
5.    Meningkatkan kompentensi Nakhoda dan Awak Kapal dengan sertifikasi Pelaut.


3 komentar:

  1. izin share yah, tapi koq rumus rumus tidak nampak yah

    BalasHapus
  2. ada WA nya nggak boleh berbagi ilmu rumusnya tolong dikirim ke email aku. moga jadi amal jariah buat blog ini aamiiin ya rabbal alamin

    BalasHapus
  3. tampilkan tabel dan grafiknya mbak kalau memang mau berbagi ilmu. ku penasaran ingin menggunakannya di daerahku. tolong yah kalau memang ingin berbagi ilmu dengan kami. moga jadi amal jariah amin

    BalasHapus